zmedia

Ducati Hadapi Rumitnya Pembaruan Kontrak Pembalap: Negosiasi Bagnaia Sulit, Bursa Transfer MotoGP Memanas




Dominasi Ducati di MotoGP dalam beberapa musim terakhir tidak terbantahkan. Namun, di balik keberhasilan teknis motor Desmosedici yang superior, pabrikan asal Borgo Panigale ini dihadapkan pada tantangan yang jauh lebih kompleks di luar lintasan: pasar pembalap.

Mengelola banyak talenta top, yang semuanya mengendarai motor terbaik di grid, telah menciptakan dilema besar bagi Ducati Corse, menjadikan proses perpanjangan kontrak sebagai sebuah operasi yang rumit dan penuh tekanan.

Pengakuan Ducati: Kontrak Francesco Bagnaia Jauh Lebih Sulit dari Dugaan
Kerumitan ini diakui langsung oleh manajemen Ducati. Bahkan negosiasi untuk Francesco 'Pecco' Bagnaia, sang juara dunia dua kali dan ikon tim pabrikan Ducati Lenovo, ternyata tidak berjalan mulus seperti yang dibayangkan khalayak.

Meskipun Bagnaia akhirnya resmi memperpanjang kontrak hingga akhir musim 2026, Direktur Olahraga Ducati yang baru, Mauro Grassilli, mengungkapkan betapa alotnya proses tersebut.

> "Ini adalah pertama kalinya saya menegosiasikan sebuah kontrak dan sayalah yang memiliki dompet, uang. Saya pikir ini akan mudah, dan pada kenyataannya itu jauh lebih sulit daripada yang saya bayangkan." – Mauro Grassilli

Pernyataan ini menegaskan bahwa nilai seorang juara dunia sejati, dikombinasikan dengan persaingan ketat di bursa transfer, membuat negosiasi finansial dan strategis menjadi pertaruhan tinggi, bahkan dengan pembalap paling sukses mereka.

Tekanan Bintang Satelit: Efek Domino Marc Marquez dan Jorge Martin

Kerumitan Ducati MotoGP Kontrak semakin memanas karena adanya bintang-bintang top di tim satelit yang juga layak mendapatkan kursi di tim pabrikan:

1. Faktor Marc Marquez

Kehadiran juara dunia delapan kali, Marc Marquez, di tim satelit Gresini Racing (dengan motor Ducati Desmosedici) menjadi variabel terbesar di pasar pembalap.

 Dengan cepatnya adaptasi Marquez pada Desmosedici, ia secara otomatis menjadi ancaman dan kandidat serius untuk mengisi kursi pabrikan di masa depan, bahkan memengaruhi pemikiran pensiunnya.

2. Ambisi Jorge Martin

Selain Marquez, Jorge Martin (Prima Pramac Racing) adalah penantang gelar yang konsisten. Martin secara terbuka menargetkan kursi tim pabrikan, dan Ducati harus bekerja keras untuk menahan ambisinya. Jika Ducati gagal memberinya promosi, risiko kehilangan Martin ke pabrikan rival (seperti Aprilia atau KTM) sangatlah nyata.

Gigi Dall'Igna di Persimpangan Jalan
General Manager Ducati Corse, Gigi Dall'Igna, kini memikul tugas terberatnya: menyeimbangkan ego para pembalap terbaik dunia ini dan menentukan siapa yang paling pantas mendampingi Pecco Bagnaia.

Mengingat mayoritas kontrak pembalap Ducati (baik pabrikan maupun satelit) berakhir pada waktu yang hampir bersamaan, bursa transfer MotoGP akan dipenuhi spekulasi dan pertarungan harga. 

Ducati harus cerdas dalam memilih pembalap yang tidak hanya cepat, tetapi juga mampu memberikan stabilitas dan keharmonisan di box tim.

Ducati saat ini memiliki motor terbaik, tetapi mempertahankan keunggulan ini juga berarti mempertahankan pembalap terbaik. Kerumitan negosiasi ini menunjukkan bahwa pasar pembalap modern adalah medan perang strategis yang sama pentingnya dengan balapan di lintasan.



Live Streaming Sports: www.rimbatvht.blogspot.com

Posting Komentar untuk "Ducati Hadapi Rumitnya Pembaruan Kontrak Pembalap: Negosiasi Bagnaia Sulit, Bursa Transfer MotoGP Memanas"